Rabu, 13 Juli 2011

Gelombang Pasang Landa Aceh Selatan

* 150 Meter Badan Jalan Terkikis
Thu, May 12th 2011, 08:59

TAPAKTUAN - Gelombang pasang kembali melanda kawasan pesisir Kabupaten Aceh Selatan. Sedikitnya 150 meter badan jalan dan tujuh kuburan pejuang kemerdekaan di Desa Ujong Pulo Rayeuk, Kecamatan Bakongan Timur (Bakotim), hilang digerus gelombang pasang.

Kepala Desa (Kades) Ujong Pulo Rayeuk, Tgk Jamaluddin didampingi Tuha Peut Bukhari, kepada Serambi, Rabu (11/5) di lokasi mengatakan, masyarakat yang berdomisili di pinggir pantai laut Samudera Hindia dan sekitarnya, kini semakin dicemaskan dengan gelombang pasang yang melanda kawasan itu dalam beberapa hari terakhir.

Gelombang dengan ketinggian dua hingga empat meter itu, terus menggerus pemukiman penduduk. Bahkan dalam sepekan ini puluhan hektare kebun kelapa milik masyarakat berubah menjadi laut. Serta sejumlah kuburan pejuang kemerdekaan juga hilang ditelan ombak.

Bukan itu saja, fenomena alam itu juga mengakibatkan belasan gudang ikan milik nelayan amblas ke laut dan 150 meter badan jalan menuju ke pantai juga terkikis.

Menurutnya gelombang pasang purnama dalam sepekan ini merupakan terparah dalam dua tahun terakhir ini, sejak dilakukan pengerukan pantai untuk penimbunan dermaga Ujong Pulo yang kini dijadikan sebagai tempat penimbunan material batu bijih besi milik PT Pinang Sejati Utama (PT PSU).

Jamaluddin mengakui sudah pernah melaporkan peristiwa itu ke perusahaan dimaksud. Bahkan pihak perusahaan ketika itu berjanji akan menanggulangi bencana itu dengan membangun tanggul sepanjang 500 meter, namun hingga kini belum ada realisasinya.

“Mereka berjanji akan membangun tanggul. Tapi ketika dikonfoirmasi ulang malah mereka secara tegas menyatakan tidak ada urusan dengan abrasi pantai itu. Mereka mengatakan, masalah abrasi pantai itu urusan pemerintah daerah, karena pihak perusahaan sudah membayar semua sewa dermaga dan perizinan pertambangan,” katanya.

Karena itu masyarakat sangat berharap kepada Pemkab dan Pemerintah Aceh untuk segera menanggulangi abrasi pantai itu dengan membangun tanggul di sepanjang pantai itu. Jika ini tidak segera ditanggulangi puluhan rumah warga, Tempat Pengajian Anak-anak (TPA), gedung SD dan sejumlah fasilitas umum lainnya terancam amblas ke laut.

“Selama dua tahun ini sudah 70 meter daratan berubah menjadi laut. Kalau hal ini tidak ditanggulangi dari dini badan jalan negara juga akan amblas ke laut,” katanya.

Sementara itu, Camat Bakotim Sarmiadi ketika memantau gelombang pasang purnama bersama sejumlah unsur Muspika setempat, kepada Serambi secara tegas menyatakan, pihaknya sudah berulangkali melaporkan peristiwa itu Pemkab dan Pemerintah Aceh. Bahkan juga Badan Penanggulangan Bencana Alam di Jakarta, namun hingga kini belum ada realisasinya.

“Kita sudah pernah bermohon kepada Pemkab dan Provinsi pembangunan tanggul di sepanjang pantai itu, tapi hingga kini belum ada realisasinya,” katanya.

Pantauan Serambi, kawasan yang menerima dampak ganasnya gelombang pasang tersebut antara lain pantai Desa Ujung Tanah, Kecamatan Samadua, pantai Desa Batu Itam, dan pantai Desa Lhok Ketapang, Kecamatan Tapaktuan.(az)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar