Selasa, 04 Januari 2011

Korban Amukan Gajah Meninggal

* 10 Hari tak Sadarkan Diri
Wed, Dec 29th 2010, 10:35

TAPAKTUAN - Syamsuddin (38), warga Desa Koto Manggamat, Kecamatan Kluet Tengah, Aceh Selatan yang mengalami luka serius diamuk gajah, Senin (13/12), akhirnya meninggal dunia, Minggu (26/12) malam. Pada hari yang sama, tiga unit rumah milik warga Lokop, Aceh Timur, dirobohkan kawanan gajah liar. Hingga kemarin, gerombolan hewan jumbo itu masih berkeliaran di dekat perkampungan warga.

Kabar tentang kematian Syamsuddin, korban amuk gajah, diterima Serambi, Selasa (28/12) pagi dari Keuchik Ie Mirah Pasie Raja, M Syarif B. Menurutnya, Syamsuddin mengembuskan napas terakhir di rumah orang tuanya, Desa Ie Mirah, Kecamatan Pasie, Aceh Selatan, Minggu malam.

Dikisahkan, Syamsuddin diamuk gajah liar saat tidur sendirian di gubuk berukuran 2 x 2 meter di kebunnya, Dusun Pawoh, Senin (13/12) tengah malam. Dusun itu berjarak 30 menit perjalanan naik perahu robin dari tempat tinggalnya.

Karena ada makhluk besar yang menggerus pintu gubuknya, Syamsuddin terbangun. Bergegas ia ke luar. Ternyata seekor gajah dewasa sedang merusak gubuknya. Spontan ia melarikan diri. Tapi gajah itu berhasil menghadang langkahnya persis di depan pintu gubuk. Seketika itu juga gajah menarik korban dengan belalainya, lalu dibanting beberapa kali hingga tak berdaya. Setelah gajah pergi, Syamsuddin pun berteriak minta tolong. Warga yang mendengar suara jeritan itu langsung mendatangi gubuk korban.

Ia ditemukan sudah pingsan. Darah segar ke luar dari telinga kanannya yang sebagian sudah putus. Lalu warga menggotongnya ke sebuah gubuk milik petani lain yang tak jauh dari lokasi kejadian. Setelah siang, barulah korban dievakuasi ke puskesmas dan dirujuk ke Rumah Sakit Umum dr Yulidin Away (RSUYA) Tapaktuan naik ambulans.

Karena kondisinya makin parah, pihak keluarga membawa korban pulang ke rumah orang tuanya di Desa Ie Mirah. Sepulang dari rumah sakit, korban tak sadarkan diri hingga ajal menjemputnya. “Sekitar sepuluh hari korban tidak sadarkan diri,” kata Keuchik M Syarif.

Keuchik Koto Manggamat, Kluet Tengah, Hebbahir menambahkan, sejak pulang ke rumah orang tuanya di Desa Ie Mirah, korban hanya mendapatkan bantuan beras dari Dinas Sosial Aceh Selatan. Semua biaya pengobatan korban ditanggung sendiri oleh pihak keluarga. “Kita sedih, karena biaya pengobatannya tak ada yang tanggung, kecuali keluarganya,” ungkap Keuchik Hebbahir.

Dia lukiskan, korban mengalami luka di belakang kepala, muka dan luka paha kanannya lecet. Sebagian daun telinga kanannya hilang. Selain itu, sebagian tulang di dalam tubuh korban patah diamuk gajah, sehingga korban tak bisa bergerak. Bahkan hingga ajal menjemputnya, korban tidak pernah siuman dari pingsannya.

Robohkan rumah
Kawanan gajah juga mengamuk di kawasan pedalaman Lokop, Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur, Minggu (26/12), saat Syamsuddin di Kluet Tengah, Aceh Selatan, meregang nyawa.

Tiga unit rumah warga dirobohkan kawanan gajah liar tersebut. Masing- masing milik Samidin, Rusli, dan Firdaus. Keuchik Gampong Ketibung Musara, Lokop, Bukhari Muslim MH, kepada Serambi, Senin (27/12) sore melaporkan, kawanan gajah tersebut telah lama berwara-wiri di sekitar perkampungan penduduk. Sebelumnya, sejumlah rumah warga dan gubuk tempat rehat petani ikut musnah digasak hewan berbelalai itu.

Selain itu, jelas Bukhari Muslim, gajah juga merusak tanaman cokelat (kakao) milik Kelompok Tani “Buge Mujadi” di Dusun Ketibung, Gampong Ketibung Musara. Kelompok tani itu merupakan binaan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh Timur yang anggarannya bersumber dari dana otsus 2010.

“Selain kebun cokelat, ladang sejumlah petani yang ditanami berbagai tanaman produktif juga dirusak gajah. Kami sudah sering mengeluhkan hal ini. Pemerintah hendaknya harus serius mencari solusi yang tepat bersama pihak terkait lainnya,” ujar Bukhari seraya menyebutkan bahwa upaya mengusir gajah dengan karbit terus dilakukan petani. Tapi cara tradisional itu tidak cukup efektif.

Pedalaman Lokop merupakan satu dari sekian kecamatan di Aceh Timur yang paling sering diamuk kawanan gajah liar. Kecamatan lainnya adalah Peunaron, Simpang Jernih, Ranto Peureulak, Banda Alam, Darul Ikhsan, Indra Makmue, dan Pante Bidari. (az/is)

sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar