Senin, 06 Desember 2010

Banjir di Aceh Selatan Meluas

* Jembatan Gantung di Ulim Ambruk
Wed, Dec 1st 2010, 10:45

TAPAKTUAN - Banjir yang melanda Aceh Selatan akibat guyuran hujan lebat sejak Minggu (28/11) sore, makin meluas pada Selasa (30/11) kemarin. Setelah merendam ratusan rumah di Desa Ie Yalem dan Kapa Seusak, Kecamatan Trumon Timur, banjir juga merendam ratusan rumah warga Desa Ujung Tanoh, Seneumbok Jaya, dan Keude Trumon, Kecamatan Trumon.

Camat Trumon, Isa Ansari kepada Serambi kemarin melaporkan, banjir akibat hujan deras yang melanda kawasan itu sejak Minggu (28/11) mengakibatkan ratusan rumah terendan banjir. Meskipun belum ada warga yang mengungsi, tapi banjir yang merendam rumah penduduk Desa Ujung Tanoh, Padang Harapan, dan Desa Potensial Transmigrasi Keude Trumon setinggi 50-100 cm, kini makin meresahkan. Soalnya, hujan lebat terus mengguyur kawasan itu yang mengakibatkan Sungai Singkil yang merupakan aliran Sungai Alas, Aceh Tenggara, meluap dan mengakibatkan tiga desa, yakni Seneubok Jaya, Ujung Tanoh, dan Padang Harapan terisolir. Jalan menuju pusat kecamatan itu tak bisa lagi dilintasi kendaraan roda dua dan empat akibat digenangi banjir setinggi 120 cm.

Akibat musibah itu, tim dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Aceh Selatan yang hendak melakukan sosialisasi upaya peningkatan ekonomi masyarakat, terpaksa pulang kembali ke Tapaktuan, karena tak bisa melintasi jalan tersebut.

Banjir yang sudah dua hari itu mulai mengancam stok bahan pokok pendduduk. “Hingga kini persediaan bahan kebutuhan pokok memang masih tersedia. tapi kalau hujan terus mengguyur dalam dua hari ini, maka masyarakat bisa terancam kelaparan,” kata Camat Isa Ansari.

Masih mengungsi
Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Aceh DPRK Aceh Selatan, Zulfadli, dari lokasi banjir kepada Serambi kemarin sore melaporkan, banjir yang melanda Desa Kapa Seusak dan Desa Ie Yalem, Senin, hingga Selasa kemarin masih merendam rumah-rumah penduduk. Banjir itu, menurutnya, terjadi akibat meluapnya Sungai Kapa Seusak dan Sungai Ie Yalem menyusul hujan deras yang mengguyur kawasan itu sejak Minggu sore.

Ratusan kepala keluarga (KK) di dua desa itu yang sempat kembali ke rumahnya kini kembali mengungsi ke atas badan jalan nasional atau di rumah-rumah famili yang letaknya lebih tinggi.

Zulfadli mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir, dua kecamatan bertetangga itu sering dilanda banjir. Hal itu terjadi karena aliran sungai di kawasan tersebut kurang berfungsi akibat pendakalan dan penyempitan di daerah muara.

Atas dasar itu ia mendesak pemkab setempat untuk menormalisasikan kembali aliran sungai di dua kecamatan tersebut dengan memanfaatkan dana tanggap bencana. “Jika tidak, maka banjir tetap akan mengancam masyarakat di kawasan ini,” tukasnya.

Jembatan ambruk
Dari Meureudu, ibu kota Pidie Jaya dilaporkan, jembatan gantung yang menghubungkan Cot Balui-Seunong, Kecamatan Ulim, Pidie Jaya, ambruk ke Krueng (Sungai) Ulim pada Kamis (25/11) lalu. Akibatnya, penduduk delapan gampong di Kecamatan Ulim sulit beraktivitas sebagaimana biasanya.

Dua anggota DPRK Pidie Jaya, Isma (32) dan Mumfizar (34), kepada Serambi, Selasa (30/11) mengungkapkan, berdasrkan laporan warga yang diterimanya, jembatan gantung Cot Balui-Seunong itu ambruk ke dasar sungai sejak Kamis (25/11) lalu.

“Kami minta Pemkab Pidie Jaya bisa merespons segera pembangunan jembatan permanen,” sebut Isma. Politisi dari Partai Aceh itu menyebutkan, jembatan itu ambruk akibat terjangan banjir pada Kamis dini hari, sehingga salah satu pangkal (abutment)-nya jebol. Akibatnya, lanjut Mumfizar, penduduk delapan gampong kesulitan melakukan aktivitas normal.

Kedelapan gampong tersebut meliputi Cot Balui, Biduk, Pantang, Naghoe, Seunong, Pohroh, Blang Kuta, dan Abah Krueng. “Penduduk di delapan gampong tersebut kini terpaksa putar haluan hingga 10 kilometer untuk menuju pusat Kota Ulim,” katanya. Mumfizar mengatakan, agar penduduk di delapan gampong itu tak terisolir, ia minta Pemkab Pidie Jaya segera membangun jembatan permanen 7x40 meter.

Segera diperbaiki
Menyahuti aspirasi anggota dewan tersebut, Bupati Pidie Jaya, Drs HM Gade Salam kepada Serambi, secara terpisah mengatakan, pihaknya berkomitmen dalam waktu dekat memperbaiki insfrastruktur penyeberangan bagi masyarakat di Kecamatan Ulim tersebut.

“Kami akan segera menurunkan tim ke lokasi untuk memperbaiki jembatan tersebut secara sempurna agar delapan gampong di Ulim tidak terisolir lagi. Kita juga akan memperbaiki tiga jembatan gantung lainnya di kecamatan itu,” kata Gade Salam. (az/c43)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar