Rabu, 22 Juni 2011

Ratusan Rumah di Pasie Raja Diterjang Banjir Lumpur

Thu, Apr 28th 2011, 09:04

TAPAKTUAN - Banjir bandang disertai lumpur menerjang ratusan rumah warga di tiga desa dalam Kecamatan Pasie Raja, Kabupaten Aceh Selatan, Selasa (26/4) malam, setelah kawasan itu diguyur hujan selama dua jam.

Selain merendan rumah penduduk, banjir lumpur pekat yang terjadi akibat longsor badan jalan yang dibangun PT Pinang Sejati Utama (PT PSU) di pegunungan itu, juga menyebabkan puluhan hektare tanaman padi, jagung, kacang tanah, dan tananan palawija lainnya yang sedang berbuah atau siap panen ikut tertimbun lumpur.

Informasi yang dihimpun Serambi, lebih dari 100 rumah warga di tiga desa dalam Kemukiman Rasian, Kecamatan Pasie Raja, yakni Desa Krueng Kalee, Panton Bili, dan Desa Teupin Gajah, direndam banjir lumpur. Menurut penduduk yang rumahnya diterjang lumpur, peristiwa yang membuat warga setempat panik itu terjadi sekitar pukul 20.00 WIB setelah kawasan itu diguyur hujan lebat selama dua jam.

“Lokasi terparah terjadi di Desa Krueng Kalee, selain merendam rumah warga dengan ketinggian 20 centimeter. Banjir lumpur jugan menimbun badan jalan desa dengan ketebalan lumpur mencapai 40 cm,” lapor seorang warga.

Bukan itu saja, gudang pertanian juga ikut terendam dan mengakibatkan 4,5 ton pupuk TSP dan KSP bantuan Dinas Pertanian setempat ikut terendam. banjir juga merendam ruang belajar SDN 2 Rasian yang berada di pinggir jalan Desa Krueng Kalee, sehingga mengakibatkan para siswa terpaksa mengikuti ujian di dalam ruangan berlumpur.

“Hari pertama pelaksanaan UAS siswa terpaksa ujian di ruangan yang berlumpur, karena seluruh ruangan di sekolah itu terendam lumpur,” kata Kepala SDN 2 Krueng Kalee, Zailani.

Ketua Seneubok Desa Krueng Kalee, M Din didampingi tokoh masyarakat setempat, Sadnir (55) membenarkan ratusan rumah di desanya direndam banjir lumpur dari longsoran tanah gunung di badan jalan menuju Manggamat, Kluet Tengah, yakni jalan menuju pertambangan batu bijih besi milik PT PSU.

Menurutnya, peristiwa banjir lumpur yang menerjang desanya itu bukan yang pertama, namun bencana itu sudah menjadi langganan masyarakat di sana, yakni semenjak dilakukannya pembukaan jalan menuju pertambangan PT PSU. “Mereka membuka jalan, tapi saluran dibiarkan tersumbat,” katanya.(az)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar