Minggu, 06 Maret 2011

Babi Kanibal Usik Warga Tapaktuan

Fri, Jan 28th 2011, 08:00

TAPAKTUAN - Babi identik dengan hama tanaman, terutama tanaman umbi umbian atau palawija dan hortukultura, namun di seputaran Tapaktuan, Aceh Selatan, seperti Desa Batu Itam, Kecamatan Tapaktuan dan sekitarnya, babi berubah menjadi binatang kanibal, karena ikut memangsa ternak warga, seperti ayam dan itik.

Tercatat, ratusan ekor ayam dan itik warga, musnah dilalap sang babi hutan, yang menerobos masuk kampung kala malam hari, atau tepatnya jelang tengah malam.

Keuchik (kades-red) Batu Itam, Alpian, Rabu (26/1) menginformasikan, setelah reda beberapa bulan, kini masyarakatnya kembali diresahkan dengan gangguan babi hutan. Tidak hanya merusak tanaman perkebunan, namun ratusan ekor ternak ayam dan itik milik warga juga ludes dimangsa.

Selain menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat, keganasan binatang itu juga telah mengusik ketenteraman dan kenyamanan masyarakat, terutama pada malam hari, karena babi-babi hutan itu sering berkeliaran di pemukiman penduduk, bahkan kala masih petang hari.

Keganasan babi hutan itu sudah berlangsung lama, namun hingga kini belum ada tindak lanjut dari pemerintah dan instansi terkait. “Kami kewalahan mengatasi hama babi yang kian mengganas dan membuat para petani tidak bisa lagi untuk bercocok tanam,” katanya.

Menurutnya, upaya pembasmian yang dilakukan masyarakat dengan menggunakan cara-cara lama yakni menaburi racun di dekat tanaman dan beberapa cara tradisional seperti membuat perangkap belum membuahkan hasil. Malahan binatang itu semakin mengganas dan merusak tanaman coklat, dan pala yang baru ditanam.

Ia mengatakan, potensi sektor perkebunan di daerah itu sangat besar, yakni pala, coklat dan tanaman muda. Namun dengan ancaman hama yang merajalela, telah membuat sumber mata pencaharian masyarakat petani di desa itu terancam. Apalagi, kata dia, pemerintah sendiri hingga saat ini belum ada solusi untuk penaggulanggan hama-hama tersebut. “Cara meracun babi ini belum memberikan hasil positif, karena yang berhasil diracuni terbilang minim, sementara untuk membuat perangkap masyarakat terkendala dana,” katanya.(az)

Sumber : Serambinews.com

sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar