Jumat, 18 Maret 2011

Ratusan Rumah Diterjang Banjir Saat Tolak Bala

* Tiga Kabupaten Terendam
Fri, Feb 4th 2011, 10:57


Puluhan rumah di Desa Bulu Sema, Kecamatan Suro, Aceh Singkil, Kamis (3/2) dini hari direndam banjir, akibat meluapnya sungai Bulu Sema. Banjir juga merendam puluhan hektar sawah dan merusak lintas jalan Singkil-Subulussalam di kawasan itu sepanjang 200 meter. SERAMBI/DEDE ROSADI

TAPAKTUAN - Bala ditolak, bencana datang. Itulah yang terjadi di sebagian Kabupaten Aceh Selatan, Rabu (2/2) sore. Sejak pagi, mayoritas warga di sana tumplek ke pinggir pantai, menghadiri hari tolak bala (Rabu habeh, Rabu terakhir di bulan Safar). Tak dinyana, sorenya terjadi banjir akibat hujan deras sejak pagi, sehingga ratusan rumah penduduk di Kecamatan Labuhan Haji dan Labuhan Haji Barat terendam.

Banjir juga melanda Aceh Barat Daya (Abdya) dan Aceh Singkil pada hari yang sama. Di Abdya, lantai jembatan permanen Desa Ujong Tanoh, Kecamatan Setia patah, kemudian ambruk dalam posisi melengkung setelah dihantam banjir, Rabu sore. Puluhan rumah tergenang. Di Singkil, puluhan rumah, sawah, dan jalan lintas Singkil-Subulussalam di Desa Buluseuma, Kecamatan Suro, terendam banjir. Tinggi air mencapai dua meter pada Kamis dini hari.

Sebagaimana dilaporkan, sejak Rabu (2/2) pagi hujan deras mengguyur kawasan Aceh Selatan. Hanya reda sebentar menjelang siang, sehingga tetap memungkinkan warga setempat beramai-ramai menghadiri hari tolak bala (uroe pajoh-pajoh).

Tapi kemudian hujan kembali mengguyur, sehingga pada Rabu sore terjadi banjir. Ratusan rumah warga di Kecamatan Labuhan Haji dan Labuhan Haji Barat, terendam. Untungnya, tak ada warga yang harus mengungsi juga tak ada korban jiwa dalam bencana itu.

Berdasarkan amatan maupun informasi yang diterima Serambi, hujan deras yang mengguyur sejak pagi itu mengakibatkan Sungai Labuhan Haji meluap dan merendam rumah penduduk di Kecamatan Labuhan Haji dan Labuhan Haji Barat. Dua kecamatan ini terletak di perbatasan antara Kabupaten Aceh Selatan dengan Abdya.

Selain merendam rumah dan toko, banjir yang terjadi persis pada hari tolak bala (Rabu habeh) itu juga merendam pusat pelayanan kesehatan, kantor pos, gedung sekolah, dan sejumlah fasilitas umum lainnya di dua kecamatan itu. “Memang tidak berlangsung lama. Tapi banjir sore itu lumayan besar, mencapai 40-50 centimeter di dalam rumah warga,” ujar Camat Labuhan Haji, Suhasmi.

Bahkan, menurutnya, sejumlah badan jalan nasional dan provinsi di kawasan itu tergenang, sehingga transportasi darat terganggu beberapa waktu. Terutama di jalan pusat perbelanjaan Labuhan Haji dan jalan pusat perbelanjaan Blangkejeren, Labuhan Haji Barat.

Sehari sebelumnya, Selasa sekitar pukul 03.00 WIB, banjir juga merendam sejumlah desa di Kecamatan Samadua dan Kecamatan Tapaktuan. Di Tapaktuan, rumah warga yang terendam banjir meliputi Desa Air Berudang, Lhok Ketapang, Hilir, Pasar, dan Kampung Padang. Sedangkan banjir yang melanda Kecamatan Samadua, mencakup Desa Lubuk Layu, Gadang, Ladang, Baru, dan Desa Arafah.

Selain merendam ratusan rumah warga dan gedung sekolah, hujan deras yang tak henti-henti sejak sore hingga menjelang subuh itu juga mengakibatkan sejumlah badan jalan dan saluran irigasi di Desa Lubuk Layu, Kecamatan Samadua, tertimbun tanah longsor. Akibatnya, transportasi ke kawasan itu terganggu.

“Arus transportasi ke kawasan itu baru normal setelah warga bergotong royong membersihkan tanah longsor dari Gunung Lubuk Layu,” kata Camat Samadua, Said Junaidi.

Jembatan patah
Sementara itu, lantai jembatan permanen Desa Ujong Tanoh, Kecamatan Setia, Aceh Barat Daya (Abdya) patah, lalu ambruk dalam posisi melengkung setelah dihantam banjir, Rabu sore. Hujan lebat yang menyebabkan banjir di sejumlah kawasan, menggenangi puluhan rumah warga.

Pantauan Serambi, Kamis (3/2) pagi, jembatan Desa Ujong Tanah yang menghubungkan Dusun Makmur dengan Dusun Murni tak bisa lagi dilalui kendaraan roda empat. Pengendara sepmor pun harus melintas ekstrahati-hati karena permukaan lantai dari beton patah dan melengkung, sehingga sangat rawan dilintasi.

Beberapa warga di sekitar jembatan itu menjelaskan, lantai jembatan sepanjang 15 meter ambruk setelah patah di bagian tengahnya gara-gara diterjang banjir, Rabu (2/2) sekitar pukul 18.00 WIB.

Camat Setia, Jasliman bersama anggota muspika sudah turun ke lokasi pada Rabu sore. Peristiwa itu juga sudah dilaporkan kepada Pemkab Abdya. “Beberapa pejabat, termasuk dari Dinas Pekerjaan Umum sudah turun ke lokasi pada Rabu malam,” kata Camat Jasliman. Jembatan Ujong Tanoh yang merupakan sarana penghubung menuju Desa Alue Dama, juga dilintasi para nelayan yang menuju kawasan pesisir itu.

Sementara itu, hujan yang mengguyur kawasan Abdya sejak Rabu (2/2) sore, juga menimbulkan banjir di sejumlah tempat. Antara lain di Desa Ie Mameh, Kecamatan Kuala Batee dan Desa Pulau Kayu, Kecamatan Susoh.

Menurut Sekretaris Gampong Ie Mameh, Zainuddin, sedikitnya 40 rumah warga dikepung banjir pada Rabu malam selama empat jam. “Kini permukaan air sudah surut kembali,” kata Sekdes Zainuddin ketika dihubungi Serambi, Kamis kemarin.

Sedang di sejumlah pekarangan rumah warga Pulau Kayu dan Ujong Padang, Susoh, hingga Kamis kemarin masih digenangi banjir. Bahkan, sekitar 125 meter badan jalan dari Desa Ujong Padang ke Desa Padang Gelumpang, Kecamatan Jeumpa, Abdya, lumpuh akibat terendam luapan Krueng Teukueh.

Puluhan rumah terendam
Hujan deras yang mengguyur wilayah Aceh Singkil dan sekitarnya sejak kemarin malam, juga menyebabkan puluhan rumah, sawah, dan jalan lintas Singkil-Subulussalam di Desa Buluseuma, Kecamatan Suro, terendam banjir.

Banjir terjadi setelah Sungai Buluseuma meluap, kemudian merendam rumah warga sekitar pukul 00.00 WIB dini hari, Kamis (3/2). Ketinggian air mencapai dua meter.

Bupati Aceh Singkil, Makmursyah Putra, beserta Camat Suro Samsuddin dan unsur muspida lainnya, terjun ke lokasi Kamis pagi. Menurut Bupati, data sementara kerusakan akibat banjir, antara lain, satu unit rumah hanyut, 19 rusak parah, 40 rusak ringan, dan jalan sepanjang 200 meter juga rusak parah. Selain itu, sedikitnya 50 hektare lahan sawah dipastikan gagal panen.

Menjelang pagi kemarin banjir mulai surut. “Kerugian akibat banjir dadakan ini bisa mencapai Rp 1 miliar,” prediksi Makmur seraya menyatakan, tidak ada korban jiwa dalam musibah itu. Banjir tersebut, menurutnya, selain akibat derasnya hujan, juga disebabkan datangnya banjir kiriman dari Lae Ikan. (nun/az/c39)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar